Kamis, 01 Juni 2017 | 04:00 WIB
Anak-anak berdiri di atas pipa PDAM untuk warga kota sambil mencari ikan saat bermain air Sungai Cikapundung yang kotor di Kampung Manteos, Kecamatan Coblong, Bandung, Jawa Barat, 28 Juli 2015. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Kupang - Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kupang menilai pemanfaatan teknologi penyulingan air laut untuk dijadikan sumber air baku rumah tangga sulit dilakukan karena biaya tinggi.
"Sebenarnya bisa kita manfaatkan teknologi (penyulingan) itu namun mahal biayanya. Saya kira kemampuan keuangan daerah kita belum mampu untuk itu," kata Direktur PDAM Kota Kupang Noldi Mumu di Kupang, Rabu 31 Mei 2017.
Baca:PDAM Ini Kantongi Tunggakan Pelanggan Sejak 1982
Meskipun tidak menyebut secara pasti nominal harga pemanfaatan teknologi penyulingan air laut, Noldi memastikan PDAM Kota Kupang belum mampu melakukan hal itu.
PDAM sampai saat ini masih memanfaatkan 18 unit produksi air baku yang bersumber dari sumber air permukaan dan sumber air bawah tanah. Sumber unit produksi itulah yang saat ini melayani pemenuuhan kebutuhan masyarakat yang sudah hampir mencapai 12 ribu pelanggan.
"Dengan segala kondisi debit jika memasuki musim kemaraunya PDAM tetap melayaninya dengan pola distribusi dikurangi," katanya.
Baca:Tunggakan Capai Rp 3,8 Miliar, PDAM Ini Putus Sambungan
Dalam konteks ketersediaan unit produksi yang ada, Noldi menyatakan memang sejatinya Kota Kupang memiliki bendungan berkapasitas besar untuk bisa melayani kebutuhan air baku warga sepanjang tahunnya.
Menurut dia, untuk kepentingan jangka panjang yang harus dilakukan untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan air bersih warga Kota Kupang, upaya pembangunan Bendungan Kolhua di kelurahan itu harus segera direalisasi.
Bendungan Kolhua menjadi satu-satunya alternatif yang harus dilakukan untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan air baku itu.
"Kalau masih berharap dengan kondisi sumber air baku yang ada, maka saya khawatir pemenuhan kebutuhan air warga akan terabaikan," katanya.
Terkait kondisi debit hingga saat ini, Noldi mengaku masih dalam kondisi normal. Noldi berujar, normalnya debit air di 18 unit produksi milik PDAM Kota Kupang hingga Mei ini disebabkan curah hujan yang tetap ada pada akhir 2016 lalu hingga awal 2017 ini.
Hal ini tentu telah memberikan kontribusi yang siginifikan untuk penambahan air baku di seluruh unit produksi milik PDAM.
ANTARA
Baca Kelanjutan PDAM Bisa Manfaatkan Teknologi Penyulingan Air Laut, Namun ... - Tempo : http://ift.tt/2rqsatk
Comments
Post a Comment