Peluncuran teknologinya sendiri dilakukan di kampung halaman Vivo, yaitu di China, tepatnya di kota Shanghai, dalam gelaran Mobile World Congress Shanghai (MWCS) 2017, yang diadakan di Shanghai New International Expo Center, dari 28 Juni sampai 1 Juli 2017.
Secara singkat, teknologi ini membuat Vivo bisa menyembunyikan sensor sidik jari di bawah layar, sehingga tak memerlukan tombol khusus pada bodi ponsel. Teknologi ini sendiri berbasis dari teknologi Fingerprint Sensor milik Qualcomm yang kemudian dikembangkan oleh tim riset dan pengembangan Vivo.
"Teknologi ultrasonik sudah digunakan sejak zaman perang dunia 2 untuk mengenali bentuk dan menghitung jarak. Dan kini bisa digunakan untuk mengenali sidik jari," ujar Jay Hong, Product Manager Vivo China saat memperkenalkan teknologi ini di MWCS 2017.
Jay Hong, Product Manager Vivo China saat memperkenalkan teknologi sensor sidik jari baru Vivo di MWCS 2017. Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
|
Cara kerja sensor ini adalah dengan menggunakan sensor ultrasonik yang bisa menembus layar OLED dengan ketebalan maksimal 1,2mm untuk mengenali sidik jari pengguna. Keuntungan sensor ulrasonik ini sendiri adalah bisa memindai sidik jari dalam segala kondisi pencahayaan, serta tetap berfungsi ketika jari si pengguna basah.
Sensornya sendiri bisa disembunyikan di beberapa tempat, seperti di bawah layar, di balik rangka metal, atau bahkan pada rangka ponsel. Vivo sendiri mengklaim kalau mereka adalah vendor ponsel pertama yang memamerkan teknologi semacam ini.
Ke depannya, teknologi Vivo Under Display ini bisa dikembangkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Contohnya pengenalan gesture, verifikasi keamanan dan berbagai aspek lain. (asj/afr)
Baca Kelanjutan Vivo Rilis Teknologi Sensor Sidik Jari di Bawah Layar - Detikcom : http://ift.tt/2tmOe98
Comments
Post a Comment