Rhenald menyatakan, salah satunya, usaha dan pekerjaan perantara (middle man) bakal hilang seiring perkembangan teknologi di masa mendatang.
Ia mencontohkan, saat ini bisnis grosir yang menjadi perantara antara produsen ke pedagang eceran sudah mulai lesu. Pasalnya, produsen bisa langsung menjual barangnya kepada konsumen secara online tanpa harus menitipkan barang di toko.
"Kalau dilihat, aktivitas perdagangan di Glodok sudah mulai sepi karena itu grosir yang mengambil yang persenan dari penjualan," ujar Rhenald saat menghadiri Forum Diskusi 'Perkembangan Pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai di Graha CIMB Niaga, Jumat (27/10).
Di sisi lain, teknologi juga memungkinkan lahirnya profesi baru yang sebenarnya mirip dengan profesi yang sudah ada. Misalnya, pekerjaan wartawan tersaingi oleh penulis blog, penyiar televisi tersaingi oleh pemilik akun Youtube, maupun bisnis bioskop yang tersaingi dengan layanan menonton film berbayar melalui internet.
Karenanya, masyarakat harus jeli dalam meningkatkan kompetensi agar bisa beralih ke profesi baru. Dengan demikian, masyarakat tidak terkejut dalam menghadapi perubahan yang ada.
Prediksi Rhenald tersebut telah dibuktikan oleh operator jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Jasa Marga Koeshartanto Koeswiranto mengungkapkan, sejak meluncurkan Gerbang Tol Otomatis (GTO) non tunai pada 2009 silam, perusahaan telah memprediksi hilangnya pekerjaan petugas penerima pembayaran tol dalam beberapa tahun ke depan.
Oleh karena itu, perseroan memiliki program peningkatan kompetensi bagi karyawan. Dengan demikian, ketika pekerjaan penerima pembayaran uang tol tak lagi diperlukan, karyawan bisa segera beralih ke pekerjaan baru.
Seiring penerapan 100 persen elektronifikasi pembayaran jalan tol pada 31 Oktober mendatang, perseroan melaksanakan program Alih Profesi (A-Life) bagi karyawan yang terkena dampak kebijakan tersebut.
Program A-Life bertujuan memberi kesempatan kepada karyawan dalam mengembangkan dan menambah pengalaman baru sesuai dengan kemampuan dan minat. Pertama, alih profesi ke unit kerja, atau anak perusahaan. Kedua, alih profesi menjadi wirausaha.
Selain itu, ekspansi layanan perusahaan juga membutuhkan pos-pos pekerjaan baru yang bias menampung petugas tol. Misalnya, pengembangan area peristirahatan (rest area) di jalan tol membutuhkan tenaga kerja baru seperti petugas kasir, pelayan, dan petugas kebersihan.
"Terkait dengan program ini [elektronifikasi jalan tol], sesuai arahan Bapak Presiden [Joko Widodo], kami tegas bahwa tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja [PHK],"ujarnya. (gir)
Baca Kelanjutan Rhenald Kasali Sebut Teknologi Akan Gerus Beberapa Pekerjaan - CNN Indonesia : http://ift.tt/2lo3n7V
Comments
Post a Comment