Ekonomi dunia termasuk Indonesia diperkirakan akan membaik pada 2018. Meski, dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ritel di Indonesia dan negara lain, seperti label sepatu Inggris, Clarks, atau koorporasi media Time Inc memutuskan menutup usahanya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan kondisi tutupnya gerai-gerai ritel dan bisnis konvensional lainnya di Indonesia maupun di negara lain, tidak terlepas dari pengaruh era digitalisasi.
"Iya (ekonomi membaik), tapi kan kita juga harus memperhatikan pengaruh dari digitalisasi. Itu sesuatu yang tidak bisa dihindari lagi. Ritel tutup bukan cuma di Indonesia, di seluruh dunia juga, apalagi Amerika Serikat. Yang besar-besar saja tutup," ucap dia di kantor Badan Pusat Statistik, Jakarta, pada 13 Februari 2018.
Menurutnya, pelaku usaha yang kreatif, inovatif, dan adaptif yang akan bertahap menghadapi derasnya arus digitalisasi. Mereka harus bisa membuat skema bisnis secara online, di samping tetap menjalankan secara offline atau konvensional.
"Kita bukan mau membela diri, tapi memang pelaku ekonomi yang bisa survive adalah pelaku ekonomi yang adaptif. Dia bisa cepat membuat skemanya offline dan online," terang Bambang.
Mantan Menteri Keuangan itu memperkirakan perubahan teknologi atau disruption akan berlangsung dalam jangka panjang. "Terus dong. Ini malah akan menjadi mainstream di kemudian hari dan ini bukan kebalikannya. Bukan gejala sementara, tapi gejala yang akan berkelanjutan ke depan," tegasnya.
Dalam hal ini, Bambang mengatakan, perlu ada pengendalian barang-barang impor yang masuk ke Indonesia. Jangan sampai toko-toko online di Indonesia justru menjual banyak barang impor ketimbang produk lokal.
"Kalau impornya terlalu dominan, maka industri dalam negerinya tidak jalan. Jadi, menurut saya lebih ke sana, mendorong produk yang dijual online adalah produk dalam negeri. Ritel tetap jalan, industri jalan," kata Bambang.
Lebih jauh, dia mengatakan, pemerintah harus memperkuat pendidikan vokasi yang mengarah pada teknologi informasi dan wirausaha. Tentunya untuk mengantisipasi maraknya penutupan gerai ritel yang berdampak kepada pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Vokasi bisa membuat orang bekerja mandiri, jadi kita harus antisipasi dari segi pendidikan dan lapangan kerjanya. Juga harus mulai berpikir melihat jenis pekerjaan apa yang tidak bisa tergantikan oleh revolusi industri 4.0," tukas Bambang.
Baca Kelanjutan Ini Pekerjaan yang Tak Bisa Terlibas Teknologi - Bisnis Liputan6.com - Liputan6.com : http://ift.tt/2FdhPpB
Comments
Post a Comment